A. Asal Mula Tukang Sapu
Jakarta adalah kota megapolitan, dimana menjadi salah satu tujuan favorit orang-orang dari daerah yang mengharapkan hidup lebih baik, dengan mencoba peruntungannya. kota besar yang didatangi oleh para pendatang, untuk mencari nafkah. Sehingga membuat kota Jakarta ini penuh dengan masyarakat yang berdatangan dari daerah. Dengan banyaknya masyarakat yang datang ke Jakarta ini membuat kota Jakarta semakin penuh sesak.
Dalam
banyaknya masyarakat yang ada di Jakarta ini membuat kesadaran manusianya
berkurang untuk menjaga kebersihan lingkungan, seperti membuang sampah pada
tempatnya, yang mengakibatkan Jakarta penuh dengan masalah seperti banjir.
Dengan
masalah ini banyak orang yang memanfaatkan kesempatan itu untuk mencari nafkah,
seperti contohnya “tukang sapu” mereka senantiasa membersihkan tempat-tempat
yang banyak sampah. seperti tempat-tempat umum atau wisata yang sering menjadi
pilihan kebanyakan warga Jakarta untuk menikmati waktu senggangnya.
Kondisi dan keadaan
yang membuat mereka memilih menjadi tukang sapu sehari hari yang senantiasa
selalu bekerja membersihkan lingkungan sekitar, dengan harapan mendapatkan
sedikit rezeki yang bisa dibawa pulang ke rumah untuk menyambung hidup. membuat
mereka menerima semua pemberian tuhan dan mejalankan kewajiban mereka demi
keluarganya. Mungkin ini memang jalan yang harus dipilih, walaupun menjadi
profesi yang lebih baik jika ada pastilah akan dipilihnya.
Tapi mencari
pekerjaan di kota besar seperti Jakarta
ini memanglah bukan suatu perkara yang mudah. Lulusan sarjana saja masih banyak
yang belum mendapatkan pekerjaan, apalagi seorang ibu ini yang hanya lulusan
sekolah dasar, yang bisa dibilang juga tidak memiliki kemampuan apapun. Ingin
mencari pekerjaan yang lebih seperti menjadi karyawan maka dia harus bersaing
dengan ribuan bahkan jutaan orang yang mempunyai latar belakang pendidikan
lebih baik. Pastilah kesempatan untuk mendapatkan itu sangatlah kecil.
Sehingga
pekerjaan yang berat terasa ringan dan nikmat ia jalani, seakan tak ada beban
ataupun malu dalam hidup mereka. Mereka memilih pekerjaan ini memang karena
kondisi yang membuat mereka harus menerimanya. Tidak semua orang bisa menerima
keadaan ini, hanya orang-orang yang berjiwa besar lah yang tetap menjalani
hidup dengan optimis dan selalu bersyukur bagaimana keadaannya.
B.
Peranan Tukang Sapu
Pernahkah terlintas di pikiran anda, anda menjadi seorang tukang sampah?
Mungkin yang terlintas di pikiran kita, tukang sampah adalah pekerjaan hina, pekerjaan kotor, tak berpendidikan, bau dan semacamnya. Tapi pernahkah anda berpikir bagaimana jadinya bila di dunia ini tidak ada tukang sampah? Hhhh..Pastinya sampah berserakan dimana-mana, sampah menumpuk di rumah kita, bau busuk menusuk hidung, lalat-lalat berdatangan, Mereka (tukang sampah) sering dipandang remeh, direndahkan oleh orang banyak.
Padahal tukang sampah adalah pahlawan kita! Pahlawan lingkungan! Suatu pekerjaan mulia. Walaupun pendapatan mereka tak sebanding dengan pekerjaan lainnya. Tukang sampah bahkan lebih terhormat daripada para pejabat berdasi nan tajir, wangi, bermobil mewah tapi berotak maling (mereka ini yg pantas disebut sampah masyarakat). Tukang sampah di Indonesia rata-rata minim perlengkapan. Mereka bekerja tanpa sarung tangan, sepatu boot, masker dan perlengkapan lainnya. Padahal pekerjaan mereka sangat beresiko terkena penyakit, terkena benda-benda tajam, dll. Tak heran, tukang sampah harian di rumah saya sering sekali absen dengan alasan sakit. Semoga kita bisa lebih menghargai jasa tukang sampah. Coba sekarang kita bandingkan peran tukang sampah jika dibandingkan dengan misalnya para anggota DPR di negara kita, yaitu negara antah berantah.
Apakah aktifitas kita akan terganggu jika para anggota dewan yang terhormat itu tidak masuk kerja? Kami rasa bukan hanya tidak ada pengaruhnya terhadap kehidupan kita sehari-hari, tetapi bahkan ada dan tidak adanya mereka, masuk kerja atau absennya mereka kita tidak tahu.
Tetapi jika tukang sampah tidak datang selama 2 atau 3 hari saja. Apa akibatnya? Ibu-bu resah. Mekanisme kehidupan yang telah berlangsung selama ini langsung terganggu keseimbangannya. Ingat kasus sampah di Bandung bukan? Itu menunjukkan begitu pentingnya sosok seorang tukang sampah. Keberadaannya diperlukan, ketidakhadirannya dirindukan. Semua orang memerlukannya jasanya.
Saat ini kabarnya, untuk menghargai dan menghormati para jasa tukang sampah, para anggota dewan di Indonesia juga tengah mengusulkan pembangunan perumahan khusus untuk para tukang sampah di seluruh Indonesia dengan dana sebesar 1,168 trilyun rupiah. Dan tampaknya rakyatpun mendukung sepenuhnya proyek prestisius yang mengundang decak kagum dunia itu. Sebuah negara yang demikian menghargai jasa-jasa warganya sendiri.
Lalu kamipun tersadar dari gurauan untuk kemudian berharap dalam hati, adakah kemungkinan para anggota dewan yang terhormat di negeri kami bisa tergugah hatinya? Bisakah kemudian beliau-beliau berubah pikiran membatalkan rencana membangun gedung mewah dan ngotot mengalihkannya menjadi proyek nasional untuk membangun perumahan khusus untuk para tukang sampah di seluruh negeri kami? kami menduga hampir seluruh rakyat negeri kami akan lebih setuju dengan proyek ini. Dan negeri kamipun kembali menjadi negeri yang bermartabat di mata dunia.
Pernahkah terlintas di pikiran anda, anda menjadi seorang tukang sampah?
Mungkin yang terlintas di pikiran kita, tukang sampah adalah pekerjaan hina, pekerjaan kotor, tak berpendidikan, bau dan semacamnya. Tapi pernahkah anda berpikir bagaimana jadinya bila di dunia ini tidak ada tukang sampah? Hhhh..Pastinya sampah berserakan dimana-mana, sampah menumpuk di rumah kita, bau busuk menusuk hidung, lalat-lalat berdatangan, Mereka (tukang sampah) sering dipandang remeh, direndahkan oleh orang banyak.
Padahal tukang sampah adalah pahlawan kita! Pahlawan lingkungan! Suatu pekerjaan mulia. Walaupun pendapatan mereka tak sebanding dengan pekerjaan lainnya. Tukang sampah bahkan lebih terhormat daripada para pejabat berdasi nan tajir, wangi, bermobil mewah tapi berotak maling (mereka ini yg pantas disebut sampah masyarakat). Tukang sampah di Indonesia rata-rata minim perlengkapan. Mereka bekerja tanpa sarung tangan, sepatu boot, masker dan perlengkapan lainnya. Padahal pekerjaan mereka sangat beresiko terkena penyakit, terkena benda-benda tajam, dll. Tak heran, tukang sampah harian di rumah saya sering sekali absen dengan alasan sakit. Semoga kita bisa lebih menghargai jasa tukang sampah. Coba sekarang kita bandingkan peran tukang sampah jika dibandingkan dengan misalnya para anggota DPR di negara kita, yaitu negara antah berantah.
Apakah aktifitas kita akan terganggu jika para anggota dewan yang terhormat itu tidak masuk kerja? Kami rasa bukan hanya tidak ada pengaruhnya terhadap kehidupan kita sehari-hari, tetapi bahkan ada dan tidak adanya mereka, masuk kerja atau absennya mereka kita tidak tahu.
Tetapi jika tukang sampah tidak datang selama 2 atau 3 hari saja. Apa akibatnya? Ibu-bu resah. Mekanisme kehidupan yang telah berlangsung selama ini langsung terganggu keseimbangannya. Ingat kasus sampah di Bandung bukan? Itu menunjukkan begitu pentingnya sosok seorang tukang sampah. Keberadaannya diperlukan, ketidakhadirannya dirindukan. Semua orang memerlukannya jasanya.
Saat ini kabarnya, untuk menghargai dan menghormati para jasa tukang sampah, para anggota dewan di Indonesia juga tengah mengusulkan pembangunan perumahan khusus untuk para tukang sampah di seluruh Indonesia dengan dana sebesar 1,168 trilyun rupiah. Dan tampaknya rakyatpun mendukung sepenuhnya proyek prestisius yang mengundang decak kagum dunia itu. Sebuah negara yang demikian menghargai jasa-jasa warganya sendiri.
Lalu kamipun tersadar dari gurauan untuk kemudian berharap dalam hati, adakah kemungkinan para anggota dewan yang terhormat di negeri kami bisa tergugah hatinya? Bisakah kemudian beliau-beliau berubah pikiran membatalkan rencana membangun gedung mewah dan ngotot mengalihkannya menjadi proyek nasional untuk membangun perumahan khusus untuk para tukang sampah di seluruh negeri kami? kami menduga hampir seluruh rakyat negeri kami akan lebih setuju dengan proyek ini. Dan negeri kamipun kembali menjadi negeri yang bermartabat di mata dunia.
C.
Biografi
Dalam kehidupan masyarakat, Cacian, makian menjadi makanan sehari-hari bagi Ibu beranak 3 yang bernama Ibu Nur halifah. Betapa tidak, setiap kali dirinya menjalankan tugas sebagai tukang sapu jalanan, tepatnya Di Monume Nasional, ada saja orang yang masih membuang sampah sembarangan bahkan ada saja yang sengaja membuang sampah didepan dirinya .
Namun, Ibu Nur Halifah ini tetap sabar meski terkadang banyak orang yang tidak menghargainya. Meski begitu Ibu beranak 3 ini tidak pernah membalas dengan marah atau memaki atas perlakuan orang orang yang tidak menghargainya. Perlakuan seperti ini malah dianggap sebagai ujian pada dirinya apakah dia sabar atau tidak menghadapinya.
“Saya tetap bersyukur, dengan pekerjaan ini. Karena saya bisa menyekolahan 3 anak saya samapai lulus Sekolah Menengah Atas, tidak ada niat untuk berhenti dari pekerjaannya, ungkapan dari hati kecil Ibu Nur Halifah saat ditemui di Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Diakui sejak menjalankan profesi sebagai tukang sapu jalanan dimonas selama 2 tahun yang lalu,Meski begitu ibu nur halifah asal magelang, Jawa Tengah tidak pernah mau berhenti sebagai tukang sapu.
“Saya ini bekerja Banting Tulang hanya untuk menyekolahkan anak-anak saya, berkat kami-kami ini jalanan yang tadinya kotor karena sampah jadi bersih. Tapi kenapa masih ada saja orang yang tidak menyadari kebersihan lingkungan, namun saya tetap memaklumi dan sabar saja,”tutur Ibu bernak tiga itu. Menurutnya, kebersihan itu merupakan tangggungjawab bersama.
Berbekal keyaninan itulah makanya ia menerima perlakuan yang kurang baik dari Pengunjung Monumen Nasional. Meski begitu ia teteap menerima pekerjaan dan pahitnya Jakarta hanya untuk menyekolahi anak anaknya.
Dalam kehidupan masyarakat, Cacian, makian menjadi makanan sehari-hari bagi Ibu beranak 3 yang bernama Ibu Nur halifah. Betapa tidak, setiap kali dirinya menjalankan tugas sebagai tukang sapu jalanan, tepatnya Di Monume Nasional, ada saja orang yang masih membuang sampah sembarangan bahkan ada saja yang sengaja membuang sampah didepan dirinya .
Namun, Ibu Nur Halifah ini tetap sabar meski terkadang banyak orang yang tidak menghargainya. Meski begitu Ibu beranak 3 ini tidak pernah membalas dengan marah atau memaki atas perlakuan orang orang yang tidak menghargainya. Perlakuan seperti ini malah dianggap sebagai ujian pada dirinya apakah dia sabar atau tidak menghadapinya.
“Saya tetap bersyukur, dengan pekerjaan ini. Karena saya bisa menyekolahan 3 anak saya samapai lulus Sekolah Menengah Atas, tidak ada niat untuk berhenti dari pekerjaannya, ungkapan dari hati kecil Ibu Nur Halifah saat ditemui di Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Diakui sejak menjalankan profesi sebagai tukang sapu jalanan dimonas selama 2 tahun yang lalu,Meski begitu ibu nur halifah asal magelang, Jawa Tengah tidak pernah mau berhenti sebagai tukang sapu.
“Saya ini bekerja Banting Tulang hanya untuk menyekolahkan anak-anak saya, berkat kami-kami ini jalanan yang tadinya kotor karena sampah jadi bersih. Tapi kenapa masih ada saja orang yang tidak menyadari kebersihan lingkungan, namun saya tetap memaklumi dan sabar saja,”tutur Ibu bernak tiga itu. Menurutnya, kebersihan itu merupakan tangggungjawab bersama.
Berbekal keyaninan itulah makanya ia menerima perlakuan yang kurang baik dari Pengunjung Monumen Nasional. Meski begitu ia teteap menerima pekerjaan dan pahitnya Jakarta hanya untuk menyekolahi anak anaknya.
D.
Interaksi Sosial Tukang Sampah
Para tukang sampah umumnya memiliki pergaulan yang terbatas dan relasi yang sempit. Jaringan sosial tukang sampah secara horizontal (hubungan dengan sesama tukang sampah), terlihat cukup baik. Mereka saling tolong menolong sesamanya.Jika ada diantara mereka yang terkena musibah, mereka meminta pertolongan dengan kawan seprofesi.
Jaringan sosial tukang sampah secara vertikal (hubungan dengan kelompok atas dan bawah), terlihat cukup baik pula. Antara kelompok atas dan bawah saling berkepentingan. Kelompok bawah (tukang sampah) membutukan kelompok atas (Bos atau mandor) yang menjadi pengadah hasil kumpulan barang bekas yang dikumpulkan pemulung.Tidak hanya kelompok bawah yang bergantung kepada kelompok atas. Namun, kelompok atas pun memiliki kepentingan dengan kelompok bawah. Para agen, membeli barang-barang bekas kumpulan pemulung.
Bagi agen, biasanya menyediakan minum dan makan sebagai biaya sosial.hal itu juga untuk mempertahankan hubungan baik antara pemulung dengan pengadah atau agen. Dan jika memerlukan uang untuk biaya pendidikan anaknya, misalnya, biasanya pemulung tidak segan juga untuk meminjam uang kepada agen/bos kecil.
Pemulung-pemulung dapat melakukan kerjasama dalam bentuk uang yang disumbangkan secara sukarela terhadap sesama pemulung yang terkena musibah.Sedangkan dari pihak bos kecil/bos besar/agen biasanya memberikan bantuan seperti pinjaman uang (jika dalam jumlah yang besar).Sedangkan jika dalam jumlah kecil, biasanya diberikan secara sukarela.
Diantara para pemulung, dalam menjalankan tugasnya juga terdapat persaingan, seperti untuk mendapatkan hasil pulungan yang banyak dan wilayah operasi. Faktor kecekatan tangan, keterampilan, dan daya tahan fisik yang akan menentukan seberapa banyak mereka dapat mengumpulkan barang-barang bekas yang masih memiliki nilai ekonomi. Siapa yang kuat fisiknya, pagi, siang, sore bahkan malam hari, dapat melakukan aktivitasnya sebagai pemulung, maka akan lebih banyak juga barang-barang bekas yang didapat. Persaingan antara pemulung dengan agen, biasanya berkaitan dengan harga pulungan.Biasanya dihitung berdasarkan berat.Jika dalam kondisi ekonomi yang sedang sulit seperti sekarang ini, biasanya harga barang hasil pulungan cenderung turun.
Dalam kepemilikan media komunikasi, dalam hal ini penggunaan telepon genggam, hanya beberapa pemulung saja yang memiliki telepon genggam.Biasanya mereka adalah pemulung masih remaja dan menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi dengan teman-temannya.
Para tukang sampah umumnya memiliki pergaulan yang terbatas dan relasi yang sempit. Jaringan sosial tukang sampah secara horizontal (hubungan dengan sesama tukang sampah), terlihat cukup baik. Mereka saling tolong menolong sesamanya.Jika ada diantara mereka yang terkena musibah, mereka meminta pertolongan dengan kawan seprofesi.
Jaringan sosial tukang sampah secara vertikal (hubungan dengan kelompok atas dan bawah), terlihat cukup baik pula. Antara kelompok atas dan bawah saling berkepentingan. Kelompok bawah (tukang sampah) membutukan kelompok atas (Bos atau mandor) yang menjadi pengadah hasil kumpulan barang bekas yang dikumpulkan pemulung.Tidak hanya kelompok bawah yang bergantung kepada kelompok atas. Namun, kelompok atas pun memiliki kepentingan dengan kelompok bawah. Para agen, membeli barang-barang bekas kumpulan pemulung.
Bagi agen, biasanya menyediakan minum dan makan sebagai biaya sosial.hal itu juga untuk mempertahankan hubungan baik antara pemulung dengan pengadah atau agen. Dan jika memerlukan uang untuk biaya pendidikan anaknya, misalnya, biasanya pemulung tidak segan juga untuk meminjam uang kepada agen/bos kecil.
Pemulung-pemulung dapat melakukan kerjasama dalam bentuk uang yang disumbangkan secara sukarela terhadap sesama pemulung yang terkena musibah.Sedangkan dari pihak bos kecil/bos besar/agen biasanya memberikan bantuan seperti pinjaman uang (jika dalam jumlah yang besar).Sedangkan jika dalam jumlah kecil, biasanya diberikan secara sukarela.
Diantara para pemulung, dalam menjalankan tugasnya juga terdapat persaingan, seperti untuk mendapatkan hasil pulungan yang banyak dan wilayah operasi. Faktor kecekatan tangan, keterampilan, dan daya tahan fisik yang akan menentukan seberapa banyak mereka dapat mengumpulkan barang-barang bekas yang masih memiliki nilai ekonomi. Siapa yang kuat fisiknya, pagi, siang, sore bahkan malam hari, dapat melakukan aktivitasnya sebagai pemulung, maka akan lebih banyak juga barang-barang bekas yang didapat. Persaingan antara pemulung dengan agen, biasanya berkaitan dengan harga pulungan.Biasanya dihitung berdasarkan berat.Jika dalam kondisi ekonomi yang sedang sulit seperti sekarang ini, biasanya harga barang hasil pulungan cenderung turun.
Dalam kepemilikan media komunikasi, dalam hal ini penggunaan telepon genggam, hanya beberapa pemulung saja yang memiliki telepon genggam.Biasanya mereka adalah pemulung masih remaja dan menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi dengan teman-temannya.
E.
Wawancara.
Ketika kami mendatangi seorang tukang sapu di monas, kami mencoba mewawancarainya, dia seolah tidak menghiraukan pandangan orang lain kepadanya. Dia senantiasa bekerja membersihkan sekitar monument nasional tersebut. Sesekali ibu ini merasa sedih karna dia berfikiran ingin seperti ibu-ibu yang lain, yang hidup selayaknya. Dirumah, merawat suami dan anak-anak, tanpa harus bekerja.
Di usianya yang sudah mulai lanjut, ibu nur sepantasnya sudah merasakan hidup nyaman di rumah tanpa harus bekerja, dan membantingtulang dibawah terik matahari setiap harinya. Rasa lelah selalu menyertai disetiap waktunya. Karna mungkin ibu nur ini sudah tidak muda lagi. Terlebih dia hanyalah seorang wanita biasa,Dalam wawanca yang kami lakukan kepada ibu ini, kami mendapatkan data-data seperti dibawah ini :
Ketika kami mendatangi seorang tukang sapu di monas, kami mencoba mewawancarainya, dia seolah tidak menghiraukan pandangan orang lain kepadanya. Dia senantiasa bekerja membersihkan sekitar monument nasional tersebut. Sesekali ibu ini merasa sedih karna dia berfikiran ingin seperti ibu-ibu yang lain, yang hidup selayaknya. Dirumah, merawat suami dan anak-anak, tanpa harus bekerja.
Di usianya yang sudah mulai lanjut, ibu nur sepantasnya sudah merasakan hidup nyaman di rumah tanpa harus bekerja, dan membantingtulang dibawah terik matahari setiap harinya. Rasa lelah selalu menyertai disetiap waktunya. Karna mungkin ibu nur ini sudah tidak muda lagi. Terlebih dia hanyalah seorang wanita biasa,Dalam wawanca yang kami lakukan kepada ibu ini, kami mendapatkan data-data seperti dibawah ini :
Nama : Ibu Nurhalifah
Pekerjaan : Tukang sampah atau tukang sapu
Monumen Nasional
Keluarga
:
mempunyai 3 anak, Laki 2 dan perempuan 1.
Alamat rumah : Pintu air II, Jakarta Pusat.
Jam
kerja : Shift, 3 shift kerja dalam 24 jam, pagi,
siang dan malam.
Ketika kami bertanya kepada sang ibu tua itu, “ ibu, kenapa jadi tukang sapu ? ”, dan jawaban ibu itu cukup singkat “ karena keadaan ekonomi” , ibu nur rela membersihkan sampah”, menyapu jalanan, dalam lingkungan monas, yang ramai di kunjungi pengunjung, dengan ikhlas ibu nur menjalani pekerjaannya, hanya untuk menafkahi ke 3 anaknya. Seorang istri yang kewajibannya hanya merawat anak-anak dan mengurus rumah. Kini harus membantu suami untuk bekerja untuk memenuhi perekonomian keluarganya. Dia seorang yang begitu kuat menjadi tukang sapu sekaligus menjalani kewajibannya sebagai seorang istri. Kurangnya keahlian untuk melamar pekerjaan membuat ibu ini memilih menjadi seorang tukang sapu, faktor pendidikan pun juga tidak mendukung untuk ibu nur bekerja pada pekerjaan yang lebih baik. Tapi bagaimanapun Allah tidak akan membebani hambanya diluar batas kemampuannya.
Sebaiknya manusia sadar akan bahaya sampah, dan pentingnya menyelah-nyelah sampah, untuk di daur ulang dan tidak merugikan banyak orang, dengan adanya masalah terkait dengan sampah, maka banyak penyakit dan kerugian yang timbul akibat sampah tersebut, sudah seayaknya kita yang ikut menjaga kebersihan, tidak hanya tukang sapu saja.
Ketika kami bertanya kepada sang ibu tua itu, “ ibu, kenapa jadi tukang sapu ? ”, dan jawaban ibu itu cukup singkat “ karena keadaan ekonomi” , ibu nur rela membersihkan sampah”, menyapu jalanan, dalam lingkungan monas, yang ramai di kunjungi pengunjung, dengan ikhlas ibu nur menjalani pekerjaannya, hanya untuk menafkahi ke 3 anaknya. Seorang istri yang kewajibannya hanya merawat anak-anak dan mengurus rumah. Kini harus membantu suami untuk bekerja untuk memenuhi perekonomian keluarganya. Dia seorang yang begitu kuat menjadi tukang sapu sekaligus menjalani kewajibannya sebagai seorang istri. Kurangnya keahlian untuk melamar pekerjaan membuat ibu ini memilih menjadi seorang tukang sapu, faktor pendidikan pun juga tidak mendukung untuk ibu nur bekerja pada pekerjaan yang lebih baik. Tapi bagaimanapun Allah tidak akan membebani hambanya diluar batas kemampuannya.
Sebaiknya manusia sadar akan bahaya sampah, dan pentingnya menyelah-nyelah sampah, untuk di daur ulang dan tidak merugikan banyak orang, dengan adanya masalah terkait dengan sampah, maka banyak penyakit dan kerugian yang timbul akibat sampah tersebut, sudah seayaknya kita yang ikut menjaga kebersihan, tidak hanya tukang sapu saja.
F.
INTERAKSI SOSIAL TUKANG SAPU DENGAN MASYARAKAT
Pada umumnya tukang sapu dipandang sebelah mata oleh masyarakat, padahal nyatanya tukang sapulah yang membantu membersihkan sampah-sampah yang telah mereka buang sembarangan.
Tukang sapu pada umumnya memiliki pergaulan yang terbatas dan relasi yang sempit. Jaringan sosial tukang sapu secara horizontal (hubungan dengan sesama tukang sapu), terlihat cukup baik.Mereka saling tolong menolong sesamanya.Jika ada diantara mereka yang terkena musibah, mereka meminta pertolongan dengan kawan seprofesi.
Jaringan sosial tukang sapu secara vertikal (hubungan dengan kelompok atas dan bawah), terlihat cukup baik pula. Antara kelompok atas dan bawah saling berkepentingan. Kelompok bawah (pemulung) membutukan kelompok atas (bos kecil atau agen) yang menjadi pengadah hasil kumpulan barang bekas yang dikumpulkan oleh tukang sapu.Tidak hanya kelompok bawah yang bergantung kepada kelompok atas. Namun, kelompok atas pun memiliki kepentingan dengan kelompok bawah. para pemerintah dan masyarakat membutuhkan jasa tukang sapu tersebut.
Tukang sapu dapat melakukan kerjasama dalam bentuk uang yang disumbangkan secara sukarela terhadap sesama tukang sapu yang terkena musibah.Sedangkan dari pihak bos/mandor biasanya memberikan bantuan seperti pinjaman uang (jika dalam jumlah yang besar).Sedangkan jika dalam jumlah kecil, biasanya diberikan secara sukarela.
Diantara para tukang sapu, dalam menjalankan tugasnya juga terdapat persaingan, seperti untuk mendapatkan hasil dari wilayah operasi. Faktor keterampilan, dan daya tahan fisik yang akan menentukan seberapa lama mereka dapat membersihkan tempat-tempat yang masih banyak terdapat sapu. Siapa yang kuat fisiknya, pagi, siang, sore bahkan malam hari, dapat melakukan aktivitasnya sebagai tukang sapu, maka akan menentukan hasil kerja mereka.
Dalam kepemilikan media komunikasi, dalam hal ini penggunaan telepon genggam, hanya beberapa pemulung saja yang memiliki telepon genggam.Biasanya mereka adalah pemulung masih remaja dan menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi dengan teman-temannya.
Pada umumnya tukang sapu dipandang sebelah mata oleh masyarakat, padahal nyatanya tukang sapulah yang membantu membersihkan sampah-sampah yang telah mereka buang sembarangan.
Tukang sapu pada umumnya memiliki pergaulan yang terbatas dan relasi yang sempit. Jaringan sosial tukang sapu secara horizontal (hubungan dengan sesama tukang sapu), terlihat cukup baik.Mereka saling tolong menolong sesamanya.Jika ada diantara mereka yang terkena musibah, mereka meminta pertolongan dengan kawan seprofesi.
Jaringan sosial tukang sapu secara vertikal (hubungan dengan kelompok atas dan bawah), terlihat cukup baik pula. Antara kelompok atas dan bawah saling berkepentingan. Kelompok bawah (pemulung) membutukan kelompok atas (bos kecil atau agen) yang menjadi pengadah hasil kumpulan barang bekas yang dikumpulkan oleh tukang sapu.Tidak hanya kelompok bawah yang bergantung kepada kelompok atas. Namun, kelompok atas pun memiliki kepentingan dengan kelompok bawah. para pemerintah dan masyarakat membutuhkan jasa tukang sapu tersebut.
Tukang sapu dapat melakukan kerjasama dalam bentuk uang yang disumbangkan secara sukarela terhadap sesama tukang sapu yang terkena musibah.Sedangkan dari pihak bos/mandor biasanya memberikan bantuan seperti pinjaman uang (jika dalam jumlah yang besar).Sedangkan jika dalam jumlah kecil, biasanya diberikan secara sukarela.
Diantara para tukang sapu, dalam menjalankan tugasnya juga terdapat persaingan, seperti untuk mendapatkan hasil dari wilayah operasi. Faktor keterampilan, dan daya tahan fisik yang akan menentukan seberapa lama mereka dapat membersihkan tempat-tempat yang masih banyak terdapat sapu. Siapa yang kuat fisiknya, pagi, siang, sore bahkan malam hari, dapat melakukan aktivitasnya sebagai tukang sapu, maka akan menentukan hasil kerja mereka.
Dalam kepemilikan media komunikasi, dalam hal ini penggunaan telepon genggam, hanya beberapa pemulung saja yang memiliki telepon genggam.Biasanya mereka adalah pemulung masih remaja dan menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi dengan teman-temannya.
G.
KONSEP KEBERSIHAN PADA LINGKUNGAN
Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan pencegahan. Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan lainnya. Ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman.
Kebersihan lingkungan mencangkup kebersihan makan, kebersihan minum, kebersihan rumah, kebersihan sumber air, pekarangan dan jalan. Ini semua sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yaitu kebersihan adalah sebagian dari pada iman. Kebersihan akan lebih menjamin kebersihan seseorang dan menyehatkan. Kebersihan tidak sama dengan kemewahan, kebersihan adalah usaha manusia agar lingkungan tetep sehat terawat secara kontinyu.
Bila sudah terbiasa menjaga kebersihan maka jika melihat tempat yang tidak bersih perlu segera kita bersihkan agar hilang dari pandangan mata. Semakin banyak kotoran yang dibiarkan menumpuk semakin tidak baik untuk dilihat yang lebih bahaya lagi akan mendatangkan berbagai penyakit atau wabah di sekitarnya. Dalam hubungan ini masyarakat sekitar mutlak diperlukan dalam menciptakan lingkungan masyarakat bersih dan sehat. Kondisi bersih sangat mendukung kenyamanan dan menerik, sebaliknya tempat yang kotor menjadikan kondisi suram dan menjengkelkan.
Untuk dari itu seharusnya kita senantiasa membersihkan lingkungan sekitar kita, untuk menghindari dari segala macam bahaya yang timpul akibat sampah yang tidak di buang pada tempatnya. Tidak hanyalah tukang sapu/tukang sampah yang sewajibnya membersihkan dan menyapu tempat-tempat yang terdapat sampah. jika kita membuang sampah pada tempatnya, semakin sedikit sampah-sampah yang bergeletakan dijalanan.
Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan pencegahan. Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan lainnya. Ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman.
Kebersihan lingkungan mencangkup kebersihan makan, kebersihan minum, kebersihan rumah, kebersihan sumber air, pekarangan dan jalan. Ini semua sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yaitu kebersihan adalah sebagian dari pada iman. Kebersihan akan lebih menjamin kebersihan seseorang dan menyehatkan. Kebersihan tidak sama dengan kemewahan, kebersihan adalah usaha manusia agar lingkungan tetep sehat terawat secara kontinyu.
Bila sudah terbiasa menjaga kebersihan maka jika melihat tempat yang tidak bersih perlu segera kita bersihkan agar hilang dari pandangan mata. Semakin banyak kotoran yang dibiarkan menumpuk semakin tidak baik untuk dilihat yang lebih bahaya lagi akan mendatangkan berbagai penyakit atau wabah di sekitarnya. Dalam hubungan ini masyarakat sekitar mutlak diperlukan dalam menciptakan lingkungan masyarakat bersih dan sehat. Kondisi bersih sangat mendukung kenyamanan dan menerik, sebaliknya tempat yang kotor menjadikan kondisi suram dan menjengkelkan.
Untuk dari itu seharusnya kita senantiasa membersihkan lingkungan sekitar kita, untuk menghindari dari segala macam bahaya yang timpul akibat sampah yang tidak di buang pada tempatnya. Tidak hanyalah tukang sapu/tukang sampah yang sewajibnya membersihkan dan menyapu tempat-tempat yang terdapat sampah. jika kita membuang sampah pada tempatnya, semakin sedikit sampah-sampah yang bergeletakan dijalanan.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar