Sebenarnya ASEAN Community baru akan terbentuk nanti tahun 2020 tapi dari hasil KTT ke-12 ASEAN, disepakati pembentukan Komunitas ASEAN dari tahun 2020 dipercepat menjadi tahun 2015.
Membangun kebersamaan untuk satu tujuan mungkin itu tujuan dari terbentuknya Komunitas ASEAN 2015 ini. Dimana visi dari ASEAN Community ini adalah tidak lain untuk meng integrasi Negara-Negara di ASEAN dalam mendorong terciptanya kekompakan, kesamaan visi satu tujuan, kesejahteraan bersama, dan saling peduli diantara Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara.
Memang sulit untuk menyatukan semua elemen yang ada di dalam ruang lingkup ASEAN ini , dimana dengan berbagai kultur budaya dan masyarakat sosial diantara ke sepuluh Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara ini sulit untuk menyatu dan saling peduli diantara satu sama lainnya. Hanya sedikit kasus ditemui Negara di kawasan ASEAN ini bisa saling peduli dan kompak dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara dalam satu bingkai kesatuan yang dinamakan ASEAN. Kita contohkan saja masih banyak gesekan-gesekan dan persaingan ekonomi yang tidak sehat dikalangan Negara-Negara ASEAN ini mulai dari yang sering terjadi yaitu perselisihan mengenai patal batas wilayah kedua negara yang saling bertetangga sampai perebutan dan pengklaiman warisan budaya diantara kedua negara yang berselisih. Ini semua membuktikan bahwa Negara-Negara yang berada dalam bingkai ASEAN ini masih belum solid, belum menyamakan visi satu tujuan dan belum peduli pula terhadap satu sama lain.
1. Komunitas Politik
dan Keamanan ASEAN
2. Komunitas Ekonomi
ASEAN
3. Komunitas Sosial
dan Budaya ASEAN
Dengan
adanya dan terbentuknya Komunitas ASEAN 2015 ini diharapkan dapat menjawab
semua tantangan dan permasalahan yang terjadi pada Negara-Negara yang tergabung
dalam keanggotaan ASEAN ini. Dengan tiga pilar pentingnya yaitu ASEAN
Political-Security Community , ASEAN Economic Community, dan ASEAN
Socio-Cultural Community semoga bisa dapat membangun kebersamaan dalam ASEAN
nantinya. Ditinjau dari ketiga pilar tersebut wajar halnya kalau kita sekalian
bisa berharap banyak pada terbentuknya komunitas ASEAN 2015 ini, melihat dari
segi fungsi dan aspek yang didukung, ketiga pilar ini sangat kompleks dan
saling ber integrasi satu sama lainnya. Kita contohkan saja untuk ASEAN
Political-Security Community dimana dibentuknya komunitas politik dan keamanan
ini berfungsi penting untuk mempercepat kerjasama politik dan keamanan
pada Negara-Negara di kawasan Asia Tenggara untuk menunjang perdamaian dan
stabilitas keamanan di ASEAN dan juga tidak menutup kemungkinan untuk kawasan
luar ASEAN yaitu masyarakat Internasional. Ini masuk poin penting jika
dikaitkan dengan keadaan sekarang di ASEAN dimana tingkat keamanan dan
stabilitas perdamaian di Negara-Negara ASEAN ini lagi sedikit terganggu dimana
sekarang masih ada negara yang berselisih untuk memeperebutkan sesuatu hal dan
juga yang tidak kalah penting mengenai keamanan laut di selat malaka (Jalur
perdangan Internasional) yang masih sering terjadi pula tindak kejahatan di
laut baik itu perompak dan pembajakan kapal minyak. Dengan dibentuknya ASEAN
Political-Security Community ini semoga bisa menjawab tantangan permasalahan
yang ada.
Masuk
pada pilar kedua mengenai ASEAN Economic Community dimana pilar kedua ini
menitikberatkan pada aspek ekonomi pada Negara-Negara ASEAN, dimana kita
ketahui bahwa persaingan pasar global di Eropa dan sekitarnya menjadikan
Negara-Negara di kawasan ASEAN ini menjadi tidak berdaya dan tidak kompetitif
dalam persaingan perdagangan di dunia Internasional. Negara-Negara ASEAN hanya
dijadikan anak bawang dan dijadikan sebagai konsumen pembeli dari hasil
produksi yang ada, ketidak berdayaan inilah yang dijadikan bangsa-bangsa maju
di Eropa untuk lebih masuk lagi mencampuri urusan ekonomi Negara-Negara di
kawasan ASEAN ini. Sungguh tidak baik untuk kemajuan dan perkembangan Negara
tersebut dimana Negara itu harus bergantung dan terus berharap kepada negara
penyuplai dan produsen besar di Eropa dan sekitarnya. Lantas kapan
Negara-negara ini akan berkembang dan bisa menjadi negara yang maju jika
harus bergantung pada Negara lain untuk kesejahteraan masyarakatnya. Melihat
fenomena diatas, kehadiran ASEAN Economic Community sedikit bisa membantu
ketidak berdayaan Negara-Negara ASEAN dalam persaingan global ekonomi dunia
yaitu dengan membentuk suatu pasar tunggal dan berbasis di dalam kawasan ASEAN
sendiri, jadi Negara yang ada di kawasan ASEAN ini bisa membuat pasar ekonomi
sendiri dalam kawasannya sendiri pula. Jadi kita tidak bergantung pada
Negara-Negara di kawasan Eropa untuk meng ekspor hasil sumber daya yang kita
miliki. Dan juga yang tidak kalah pentingnya atas keberadaan komunitas ekonomi
ini ialah membentuk integrasi untuk kawasan-kawasan prioritas penting dalam
perekonomian ASEAN guna menunjang kekuatan ASEAN dalam persaingan global
ekonomi dunia. Jelas sekali menggunakan sumber daya manusi dari dalam ASEAN
sendiri baik itu pelaku usaha, pelaku ekonomi, tenaga kerja kompeten dalam
bidangnya masing-masing untuk menunjang kekuatan ekonomi ASEAN.
Pilar
ketiga juga tidak kalah pentingnya yaitu ASEAN Socio-Cultural Community
bergerak dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi , lingkungan ,
kesehatan dan bidang-bidang sosial lainnya dimana keberadaan komunitas pilar
ketiga ini nantinya bisa memperbaiki kerjasama Negara-Negara ASEAN dalam ruang
lingkup bidang sosial untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Dengan ASEAN
Socio-Cultural ini di harapkan ke depan bisa memperbaiki semua hal dan aspek
masyarakat sosial di Kawasan Asia Tenggara khususnya, lebih-lebih masyarakat
Internasioanal juga bisa merasakan efek positif dengan adanya komunitas masyarakat
ASEAN yang bisa membangun peradaban di Negaranya masing-masing.
Tujuan ASEAN
Comunity
Tujuan
dibentuknya "Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN" ini bertujuan
untuk mendorong dan mempercepat terbentuknya kerjasama dalam bidang politik dan
keamanan di kawasan Asia Tenggara dan menciptakan kedamaian dan stabilitas
keamanan di kawasan negara ASEAN.
Jadi
dengan terbentuknya Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN ini diharapkan
bisa mengatasi segala permasalahan yang menyangkut masalah politik dan keamanan
di negara ASEAN. Kita bisa ambil contoh kasus perselisihan tapal batas antara
Indonesia dengan Malaysia misalnya blok ambalat yang diperselisihkan dulu.
Dengan adanya Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN ini maka diharapkan
akan bisa menjawab permasalahan yang ada.
Keamanan
laut misalnya, selat Malaka merupakan jalur perdagangan laut internasional yang
sangat rawan sekali adanya kejahatan seperti pembajakan. Nah dengan
dibentuknya Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN ini pastinya akan bisa
menjawab tantangan tersebut.
Tidak
hanya itu saja, ancaman teroris juga menjadi isu yang sangat serius di kawasan
ASEAN jadi diharapkan dengan adanya Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN
ini akan meminimalisir segala ancaman teroris dan sebagainya.
Indonesia Menuju
ASEAN Economy Community
ASEAN
dibentuk pada tahun 1967, hal ini bermula untuk menggalang kerjasama regional
sebagai salah satu agenda yang perlu dikembangkan. Yang terdiri dari
Negara-negara Asia Tenggara, alasan terbentuknya ASEAN yaitu untuk membentuk
kerjasama dalam meredakan rasa saling curiga, membangun rasa saling percaya dan
mendorong kerjasama pembangunan kawasan. Hal ini di tandai dengan penandatangan
Deklarasi bangkok pada tanggal 8 agustus 1967 yang bertujuan. Kerjasamanya
ekonomi di mulai dengan pembentukan ASEAN Economi Community.
ASEAN
Economic Community (AEC), telah disepakati oleh negara anggota ASEAN dalam Bali
Concord II tahun 2003. AEC merupakan salah satu tujuan integrasi ekonomi
regional pada tahun 2015. ASEAN Economic Community merupakan agenda bersama
negara-negara ASEAN dengan tujuan menjadikan ASEAN sebagai: 1) pasar dan basis
produksi tunggal, 2) kawasan ekonomi yang kompetitif, 3) wilayah pengembangan
ekonomi yang merata, dan 4) daerah sepenuhnya terintegrasi ke dalam ekonomi
global. Pada tahun 2015 memiliki masalah dan tantangan tersendiri bagi
negara-negara Asia Tenggara.
Konsep Integrasi
Sebagai
konsep integrasi ekonomi ASEAN, ASEAN Economic Comunity akan menjadi babak baru
dimulainya hubungan antarnegara ASEAN sebagai single market dan single
production base meliputi free trade area, penghilangan tarif perdagangan antar
negara ASEAN, pasar tenaga kerja dan modal yang bebas, serta kemudahan arus
keluar-masuk prosedur antarnegara ASEAN. Melalui ASEAN Econimic Comunity ini
juga, ASEAN akan mengukuhkan ekonomi yang berbasis kesejahteraan.
Untuk
mencapai semuanya itu, Indonesia harus mulai menyiapkan strategi apa yang
dipakai agar mampu bersaing di pasar bebas nanti yang hanya sisa menghitung
hari. Tentunya dibutuhkan kesadaran dari masing-masing pribadi apa yang akan
dilakukan nanti agar mampu bersaing. Terutama bagi orang-orang yang memiliki
kekuasaan bagaimana ia menuntun masyarakat-masyarakatnya agar mampu bersaing
pada pasar bebas nanti dengan negara-negara Asia lainnya.
Strategi Strategi
Yang Dipakai
Strategi-strategi
yang bisa dipakai misalnya lebih meningkatkan pemeriksaan ekspor-impor secara
bersih, perlunya stabilitas politik, pemerintah harus bersikap bersih jauh dari
korupsi, ketertiban sosial, adanya inovasi teknologi dan ketersediaan
infrakstruktur yang memadai. Dengan adanya strategi-strategi ini diharapkan
pada 2015 nanti Indonesia tidak ketinggalan jauh karena indonesia memiliki
banyak sumber daya alam yang bisa dimaanfaatkan. Namun untuk mencapai semuanya
itu dibutuhkan juga sumber daya manusia yang ahli dalam bidang-bidang tertentu,
meningkatkan pendidikan, dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada
sebaik-baiknya sehingga meningkatkan pengelolaan produksi bahan baku agar
masyarakat Indonesia memiliki standart kesejahteraan ekonomi yang memadai.
Kesiapan
Indonesia Mengikuti ASEAN Community
Perlu
menjadi perhatian kita, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan berlaku tahun
depan. Indonesia sebagai salah satu anggota tentunya harus ikut mempersiapkan
segalanya, karena yang terpenting adalah bagaimana negara kita sendiri bisa
siap bersaing atau tidak dengan negara ASEAN lainnya. Indonesia tidak bisa
menunda lagi proses konsolidasi perbankan. Pasalnya hal itu sudah dilakukan
negara lain dalam 5 tahun terakhir dalam menghadapi MEA. Sejumlah bankir
menyatakan, sepakat soal pentingnya konsolidasi perbankan di Tanah Air
khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015.
Indonesia
butuh bank yang besar dan kuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
mendorong ekonomi nasional agar tumbuh semakin tinggi. Konsolidasi ini juga
dibutuhkan agar bank kita bisa menjadi pemain utama di dalam negeri dan ASEAN.
Pengamat ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam
mengatakan, konsolidasi perbankan penting untuk dilakukan demi meningkatkan
daya saing perbankan nasional.
Direktur
Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin mengatakan konsolidasi perbankan sangat perlu
dilakukan, hal ini tidak terlepas akan adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
untuk sektor perbankan.
Presiden
Direktur PT Bank Central Asia (Tbk) Jahja Setiaatmadja menilai, konsolidasi
perbankan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak dilakukan untuk memperkokoh
industri perbankan Indonesia dalam menghadapi pasar regional maupun global,
serta memudahkan pengawasan bagi pihak regulator.
Senada
dengan Jahja, Direktur Utama Bank Ina Perdana, EdyKuntarjo, menilai, dorongan
adanya konsolidasi perbankan terjadi karena regulator perbankan (Otoritas Jasa
Keuangan) juga dihadapkan pada permasalahan globalisasi, kendati sejak adanya
Arsitektur Perbankan Indonesia 2004, konsolidasi perbankan sudah dicoba
diterapkan namun tidak berhasil.
Sementara
itu, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Lana Soelistyaningsih
mengatakan, OJK harus mencari terobosan untuk konsolidasi perbankan nasional
dalam menghadapi MEA 2015, “OJK sebaiknya tidak hanya mengimbau,” ujarnya.
Lana
menepis anggapan proses konsolidasi perbankan sulit dilakukan, karena ini
hanyalah persoalan bisnis semata. Agar konsolidasi perbankan nasional berjalan
lancar, Lana menganjurkan agar OJK membuat iklim kompetisi industri perbankan
semakin tinggi, sehingga bank tidak lagi dapat menerapkan bunga kredit tinggi.
“OJK dapat
membuat tingkat kompetisi perbankan menjadi lebih baik, ada banyak cara yang
dapat dilakukan” lanjut dia.
Lana
menambahkan, sektor perbankan di Indonesia masih mempunyai tantangan. Jika
tantangan tersebut tidak diatasi maka akan membuat sektor perbankan di
Indonesia kalah bersaing dengan bank asing. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
diminta proaktif mendorong konsolidasi perbankan, seperti yang telah dilakukan
Bank Indonesia (BI) sejak beberapa tahun lalu, bahkan peranan OJK diharapkan
bisa lebih besar guna memperkuat struktur perbankan nasional.
Diangkatnya
Chairul Tanjung (CT) menjadi Menko Perekonomian, menggantikan Hatta Rajasa,
bisa jadi merupakan angin segar bagi Indonesia untuk kembali concern untuk
mempersiapkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Latif
Adam, pengamat ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
mengatakan jika masa jabatan CT yang singkat memang tidak memungkinkan jika
harus secepatnya ada realisasi konsolidasi perbankan. Namun demikian Latif
menambahkan jika CT setidaknya dapat mengawal proses persiapan konsolidasi
perbankan yang ada, seperti yang terjadi antara Bank Mandiri dan BTN. Proses
persiapan itulah yang harus memenuhi syarat-syarat, sehingga menghasilkan suatu
kebijakan publik.
Konsolidasi
perbankan nasional sudah tidak dapat dihindari lagi. Kebijakan tersebut menjadi
mutlak dalam menghadapi MEA. Jika tidak Indonesia mempersiapkan mulai dari
sekarang, imbasnya akan terasa pada saat MEA nanti. Perbankan nasional akan
kalah bersaing dengan perbangkan asing. Harapan kita mungkin tidak bisa
diwujudkan pada masa pesta politik digelar. Namun, kita dapat terus mendorong
dan mengingatkan calon pemerintah yang baru untuk mewujudkan konsolidasi
perbankan nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar